Selasa, 19 Desember 2017

Menggambar, Menyenangkan!

www.sumaiyahsmart.blogspot.co.id
Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,

Ada yang lagi galau nggak nih? Siapa? Jujur aja nggakpapa. Ok semoga setelah ketemu tulisan yang aku tulis ini membuat kalian nggak galau ya. Ehm (pede banget yak)

Baiklah, Menggambar, Menyenangkan! Menurut kalian gimana? Menggambar itu menyenangkan nggak? Kalau aku setuju. Karena menurutku salah satu cara menghilangkan sedig, galau gulana dan sedulurnya bisa dengan cara menggambar. Entah menggambar bunga, hewan kesayangan, atau lain sebagainya. Asal nggak gambar mantan yang membuuatmu sebel aja ya.. piss bercanda.

Dengan menggambar sesuatu, beban berat yang ada dalam pikiran kita seakan berkurang. Walau tidak langsung hilang. Setidaknya bisa agak ringan ketika kita ingin fokus kepada suatu hal. Ehm, ini salah satu tips untukku kalau lagi galau. Jadi jika menurut kalian bisa bermanfaat, boleh dipakai ya cara ini. Biar nggak terlaalu gundah gulana saat harus berpikir fokus pada suatu hal. OK!

Salam Syammir!

Tentang Si Kucing

www.sumaiyahsmart.blogspot.co.id
Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,

Semangat kembali ya, dan nggak bosen nih membaca postinganku yang nggak tahu emang nyenengin buat dibaca atau nggak, xixixi.
Kali ini Tentang Si Kucing. Jujur saja diantara kalian ada yang takut nggak sama hewan yang satu ini? Hayo ngaku.

Kalau aku kadang ngerasa gemes sama hewan satu ini, kadang-kadang sebel juga kasihan dan sebagainya. Dulu dirumahku ada seekor kucing. Warnanya ptih sama abu-abu. kok kayak seragam SMA ya?? Ok. Kembali ke kucing ya. Kucingku itu sudah lumayan lama dirumahku. Kami biasanya memberinya makan kepala ikan atau nggak durinya. Atau kadang kalau mau juga dikasih makan gorengan atau lainnya. Karena memang nggak tiap hari ibuku masak ikan.

Nah suatu hari ketika kami ingin menjauhkannya dari rumah kami karena sebuah alasan yang aku lupa alasan apa itu. Si kucing dibawa ke pinggir jalan yang agaknya sudah tidak bisa menjangkau rumah kami. Nggak ada sehari si kucing sudah berada di rumah kami lag. Entah dari mana dia mendapatkan peta ke rumah kami. Atau kalau kataku, mungkin Si Kucing memang sudah sehati dengan kami jadi tahu dimana lokasi rumah kami. hehehe..  Jadi bener-bener nggak habis pikir ya, sudah dijauhin ternyata balik lagi. Ya sudah mungkin sudah jodoh tinggal di rumah kami. :D

Kalu antum punya cerita tentang si kucing, Boleh dishare ya..
Salam Syammir!

Kenangan Lulus SMK

www.sumaiyahsmart.blogspot.co.id
Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,
Kaifa haluk? khoir ya semuanya. Sudah lama nggak nongolin atau ngepos di blog nih. jadi kangen. Ehm. Meskipun nggak tahu yang mau baca sberapa orang, hehe.
Baiklah kali ini aku mau bercerita tentang Kenangan Lulus SMK. Aku lulus SMK tahun 2015. Kayak udah lama bener ya? nggakpapa lah buat nostalgia aja.

Aku dan temen-temen juga mungkin antum pernah memiliki cerita dan kenangan yang sama dengan yang aku miliki. Yakni pas lulus Sekolah terus ada acara wisuda dengan disuruh berpakaian yang ala Hari Kartini gitu. WAW pasti bener-bener disiapin ya. Apalagi nanti orang tua juga pada hadir menyaksikan dan menemani kita. Ada rasa tersendiri gitu.

Saat itu aku juga agaknya panik atau agak bingung nyiapin persiapan buat wisuda. Karena saat itu posisi masih di Pesantren. Aku mencari salon yang deket Pesantren. Alhamdulillah ada temen sekolah yang rumahnya nggak jauh dari Pesantren. Yakni berada tepat diseberang Pesantren yang aku tempati. Dan jujur kami pilih yang bayarnya nggak terlalu mahal. Aku juga membawa pakaian untuk wisuda dari rumah. Kebetulan ada saudara yang punya. Alhamdulillah.

Alhasil hari H pun tiba. Ibuku datang pagi bener ke Pesantren. Saat itu aku masih belum dirias oleh perias. Tapi sudah kerumah mbak Periasnya. Ibuku pun menyusulku. Setelah dua jam-an aku dan temanku selesai dirias bergantian.  Maka ibuku dan ibu temanku juga bersiap untuk berangkat ke Gedung yang sudah disiapkan. Kami naik becak. Seru banget kan? ^_^

Acara dimulai siang. dan yang paling dinanti termasuk kunanti adalah acara pengumuman juara. Aku berdoa semoga aku termasuk yang mendapatkannya. Bukan karena apa. Hanya rasa ingin membuat Orang tuaku bahagia. Bisa membuat ibu dan Bapakku senang. Daaaan Alhamdulillah namaku termasuk yang disebut. Dapat juara 2 bidang jurusan Broadcasting. Aku dan ibuku dipersilahkan maju keatas panggung. Kemudian diberi hadiah dan difoto. Bersyukurnya aku kepada Alloh yang Maha Segalanya. Akhirnya jerih payah selama 3 tahun berbuah hasil. Ibuku tersenyum. Aku pun merasa senang.

Lalu bagaimana dengan kenangan dan cerita antum saat wisuda? boleh dong share...
Salam Syammir!

Rabu, 22 November 2017

Cerpen Coretan Ima

Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,
Kali ini aku mau share tulisanku yang pernah aku kirimkan ke media, namun nggak ada info selanjutnya. Mungkin belum rezekiku ya.. hehe. Nah aku mau share aja dibogku ini. Siapa tahu bisa bermanfaat. Yaitu Cerpen Coretan Ima.



                                                        Coretan Ima
Ima dilema antara cita-cita dan cinta. Merencanakan masa depan memang diperbolehkan. Namun ketika ada yang mencoba menghapus sekata dua kata dari rencana tersebut juga tiada yang bisa melarang. Angin sore yang melambai-lambai seakan membuat Ima ingin menghampiri selembar coretannya yang ia tulis empat tahun yang lalu. Ya. Mulai lulus dari SMP yang berada tak jauh dari desanya, Ima harus berkelana ke kota manis Pangkalan bun yang diklaim sebagai kota pintu gerbang bagian baratnya Kalteng. Namun bagi sebagian banyak perantau seperti dirinya yang berasal dari Jawa, Pangkalan Bun merupakan tempat yang strategis untuk mencari pekerjaan.
            Jika tidak karena keluarga yang terdesak masalah ekonomi, Ima pasti masih bisa melanjutkan sekolah seperti teman-teman yang lain. Dan masih ada banyak waktu untuk menghindar dari kata pernikahan. Benar ternyata apa kata orang di kampungnya. Bahwasanya wanita yang pergi ke Kalimantan untuk bekerja, takkan lama saat pulang pasti membawa jodoh. Pasti nikah. Saat itu Ima sangat benci  disuruh pergi ke Kalimantan. Bukan hanya supaya terhindar dari nikah cepat tetapi juga bisa melanjutkan belajar.
“Yang ini berapa mbak? Mbak, mbak”
Suara itu mengejutkan lamunan Ima. Ternyata pelaris  sudah datang sejak tadi untuk memilih-milih daster batik yang tergantung tak jauh dari tempat duduk Ima.
“Ini tujuh puluh lima ribu mbak” jawab Ima setelah melihat label kecil yang menempel di daster tersebut.
“Bisa kurang, tiga puluh ribu saja ya”
“Tidak bisa mbak, itu belum dapat modalnya. Tujuh puluh ribu itu pasnya mbak.”
“Kok mahal?” pelaris itu masih tak mau mengalah. Namun setelah dipegangnya beberapakali, akhirnya setuju juga dengan harga itu.
Ima ikut bekerja di toko baju bulek Indariyah. Bulek merupakan anak dari adik neneknya Ima. Tidak hanya Ima, Naya keponakan bulek juga ikut bekerja dengan Ima.Naya setahun lebih muda dari Ima. Mereka tinggal bersama. Walaupun ikut dengan orang yang masih keluarga sendiri, akan tetapi bukan berarti bisa seenak hati. Oleh karena Bulek adalah orang yang disiplin, maka setiap jadwal harus tepat sesuai waktu. Dari mulai bangun tidur hingga akan tidur lagi.
            Sebelum ke toko yang berada di dalam salah satu pasar tradisional Pangkalan bun, Ima dan Naya berbagi tugas. Ada yang membersihkan bagian dalam rumah. Ada yang membersihkan seisi dapur. Sedangkan untuk hal mengisi perut Bulek yang memegang peran. Setelah sarapan dan membersihkan badan Ima dan Naya diantar Paklek(suami bulek) ke pasar untuk membuka toko, mulai bekerja. Sifat paklek seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan bulek yang sangat serius. Paklek lebih santai dalam mengerjakan sesuatu. Bukan berarti lelet tapi tak pernah sekalipun beliau menggertak Ima dan Naya dalam mengerjakan aktivitasnya. Setidaknya itu membuat Ima agak tenang.
            Baru sekitar lima menit Ima membuka toko, tiba-tiba terdengar suara yang menyapa.
“Selamat pagi dik Ima.. Naya..”
Tak lain dan tak bukan suara itu milik lelaki tampan yang berambut agak kriting lima centi, tinggi badannya takdiragukan untuk seukuran badan Ima. Karena jika berdiri berdua kepala Ima masih dibawah pundak Abib. Ya lelaki itulah yang baru seminggu ini berstatus sebagai tunangan Ima.
“Pagi kak Abib, kok pagi sekali sudah kemari?”
Naya menjawab sapaan Abib yang lalu dilanjutkan bertanya. Sedangkan Ima hanya membalas senyum sambil menatarapikan pakaian-pakaian yang mengelilinginya.
“Iya karena ingin membantu kalian saja”
“Membantu kalian atau sang kekasih?”
Naya balas meledek Abib yang sedang memandangg ke arah Ima. Kemudian Abib mendekati Ima yang berada di pojok area toko.
“Kau kenapa dik, tak suka ya melihat Mas kesini pagi sekali”
“Bukan taksuka mas, tapi aku hanya ingin segera membereskan barang-barang ini dulu.”
            Abib takmembalas perkataan Ima karena Ima bersegera menjauh darinya untuk mengambil barang dan meletakkan pada tempatnya. Hingga saat Abib pergi Ima tak menyadarinya.
            Usai dari toko, Ima dan Naya tak langsung mengistirahatkan tubuhnya. Mereka harus mandi dan mencuci pakaian kotor milik mereka juga milik bulek dan paklek. Mata dan seluruh tubuh yang terasa sangat lelah mereka paksakan tetap merendam seluruh pakaian kotor kedalam bak besar yang selanjutnya akan dicuci oleh kedua tangan. Ya. Untuk membersihkan pakaian kotor masih menggunakan cara manual. Padahal jika menggunakan mesin cuci itu akan lebih mudah dan cepat. Namun apa daya yang menjadi majikan tak mau merelakan uang hanya untuk mesin yang jikalau tanpa tak masalah. Karena sudah ada dua karyawan. Uang gaji Ima saja yang sudah empat tahun mengabdikan diri, kini hanya naik seratus ribu menjadi enam ratus ribu. Memang, pekerjaan di toko hanya sekedar duduk menunggu para pembeli datang dan melayani. Akan tetapi jika dipikirkan hal itu sangat membosankan bagi Ima. Menghabiskan waktu berjam-jam dengan pakaian penuh sesak kemudian pulang bersih-bersih rumah. Tanpa bisa merasakan udara panas ataupun dingin dikehidupan luar sana.
“Akhirnya selesai juga”
Suara Naya membangunkan lamunan Ima.
“Sudah selesai Nay, kok aku tak berasa mencuci ya”
“Kau itu mencuci tapi pikirannya kemana-mana. Makanya tak terasa. Sudahlah, ayo kita mandi lalu tidur”
Tanpa membuang waktu, Ima dan Naya membersihkan tubuh mereka dan langsung merebahkannya diatas kasur. Naya seketika sudah terlelap dalam tidur, namun Ima masih belum dapat tidur walau lelah telah menggelayuti tubuhnya. Mata Ima tertuju pada selembar kertas yang tergeletak diatas meja. Ia kembali duduk dan mengambil kertas itu. Ada banyak coretan disana. Satu persatu Ima baca. Kalimat satu ia coret menggunakan pena yang berada tak jauh darinya. Kalimat itu tentang keinginannya minimal lulus SMA atau sederajat. Kalimat ke-dua ia biarkan. Yang bertulis tentang pengusaha bukan pegawai. Lalu sampai pada kalimat ke-tiga.  Namun belum sempat ia baca, terdengar bunyi ponsel miliknya. Ia letakkan kertas itu dan meraih ponsel yang ada didalam tas warna abu-abu tergantung di pintu kamar.
“Maaf ya dik, kalau tadi pagi Mas membuat adik marah. Selamat beristirahat..”
Isi pesan dari Abib. Ima tak membalas pesannya. Ia hanya terdiam sebentar lalu terlelap tidur disamping Naya.

***
Pagi harinya, Ima kesiangan. Naya sudah beberapa kali membangunkannya. Tapi Ima tak bangun juga. Akhirnya Ima sangat tergesa-gesa setelah bangun. Mengerjakan tugas sebelum ke pasar ia bereskan seperti kilat. Tak lebih dari sepuluh menit. Membersihkan dapur yang cucian peralatan masak hanya dua piring dan dua gelas. Beruntung.
Sampai di pasar, Ima merasa ada sesuatu yang tertinggal. Seperti suatu hal yang sangat penting dan ingin ia bawa.
“Ada apa kak Ima, apa ada yang tertinggal?”
Tiga tahun bersama, Naya sudah hafal dengan gerak-gerik Ima. Jika ia sedih, senang, bingung dan lain sebagainya.
“Tidak Nay, tidak ada”
“Ya sudah kak, aku kira ada sesuatu yang tertinggal. Oh ya kak, aku tadi dapat pesan dari kak Abib suruh bertanya, kenapa kak Ima tak menjawab pesan darinya. Tak seperti biasanya kalau kak Ima tak menjawab pesan dari kak Abib kecuali tak ada pulsa. Sepertinya baru kemarin kita beli. Apa sudah habis kak?”
“Tidak, tadi malam aku sangat mengantuk dan tertidur. Tak sempat membalas.”
Setelah berkata mengantuk dan tertidur, Ima teringat ketika ia sedang menulis target  masa depan pada malam sebelum esok berangkat ke Pangkalan bun. Saat itu Ibu menghampiri dirinya dan berkata ada pesan sangat penting untuknya yang ditulis pada kertas itu. Oleh karena mata yang mengantuk, ima belum sempat membaca pesan itu. Ibunya juga menyangkal bahwa ada pesan penting untuk Ima tiap kali ditanyakan. Tapi Ima yakin ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Selembar kertas itu ikut dalam koper saat pertama kali ke Pangkalan bun. Sedangkan kertas itu sudah tiada setelah Ima baru menyadarinya.
Sampai rumah, Ima segera masuk kamar dan mencari dimana keberadaan kertas itu. Namun tak ia dapatkan. Lalu Bulek menghampiri dirinya dan memberitahukan bahwa saat membersihkan koper, ada selembar kertas yang bertuliskan nama Ima.
“Kemarin bulek letakkan disini” sambil menunjuk meja Ima.
“Iya bulek sudah Ima ambil, terima kasih”
Bulek kembali ke kamarnya sedangkan Ima segera menyusul Naya di kamar mandi.

            ***
            Keesokan harinya cuaca di Pangkalan bun terasa sangat panas membuat tubuh cepat gerah. Sepertinya akan turun hujan. Entah kenapa Ima justru merasa tubuhnya dingin. Dan benar, tepat pukul satu siang, hujan turun dengan disertai angin lebat. Ima dan Naya sibuk menyelamatkan pakaian-pakaian yang terletak di bagian paling depan. Dengan dua terpal yang mereka terapkan mampu menahan air hujan masuk ke dalam toko. Ima dan Naya menyenderkan tubuhnya ke etalase baju. Lalu saat dilihatnya ponsel Ima, ada tujuh panggilan masuk tak terjawab. Yang tak lain dan tak bukan adalah Abib tunangannya. Ima merasa khawatir akan sesuatu terjadi dengannya. Apalagi sudah beberapa kali ia tak menjawab pesan darinya. Ima segera menelepon Abib. Lalu terdengar bunyi ponsel yang nyaring dan tak asing di telinga Ima. Ponsel Abib. Ya. Abib datang menemui Ima. Dilepasnya jas hujan warna biru miliknya kemudian mendekati Ima sedangkan Naya agak menjauh. Ima langsung berdiri.
“Kau kesini? Ada apa mas? Diluar hujan lebat, apa yang kau lakukan? Kalau kau sakit bagaimana?” Keluar kata-kata Ima yang menunjukkan kekhawatirannya.
“Iya dik, aku hanya ingin melihat kau baik-baik saja. Dan ..”
Tangan Abib memasukkan kertas itu kedalam saku celana. Ima melihatnya.
“Dan apa itu Mas?”
“Bukan apa-apa dik, yang jelas aku ingin mengatakan kalau aku sangat mencintai adik. Termasuk kekurangan adik. Mas akan tetap mencintaimu dik, jangan khawatir akan masalah itu. Mas mohon”
Ima merasa ada sesuatu yang aneh. Dan itu ada pada kertas dalam saku celana Abib.
“Tolong katakan kepadaku mas, masalah apa itu? Apakah kertas itu adalah masalahnya. Berikan kepadaku mas. tidak akan terjadi sesuatu. Aku mohon”
Ima merasa ada hal buruk yang tertulis pada kertas itu. Namun Abib masih menghalau Ima melihat kertas itu.
“Apakah kertas itu milikku? Tapi kenapa bisa ada pada Mas dan kenapa aku tak boleh melihatnya Mas?”
Ima semakin penasaran dengan apa yang tertulis pada kertas itu. Ima menarik tangan Abib dari saku celana dan ia rebut kertas itu. Setelah dibukanya, Mata Ima langsung tertuju pada coretan Untuk Ima ‘maafkan Ibu nak, tapi Ibu harus mengatakan satu kebenaran bahwa Kau akan sulit mendapatkan keturunan. Kau menderita penyakit Fibroid rahim*.’
            Seketika Ima langsung terjatuh lemas. Abib menangkapnya. Naya juga mendekat.
“Maaf kak Ima, Naya yang telah memberikan kertas itu pada kak Abib. Karena kak Abib sangat mengkhawatirkan kak Ima”
“Tak apa Naya, hanya saja aku merasa lega. Apa yang sangat ingin aku ketahui selama ini telah kuketahui. Walau coretan itu telah menyakitiku.”
Catatan : *Fibroid rahim adalah salah satu penyakit pada rahim yang menyebabkan wanita sulit untuk hamil namun tak ada hubungannya dengan peningkatan resiko sel kanker rahim, bahkan tidak akan pernah berkembang layaknya kanker.



Gimana? Hehe, kalau ada yang mau ngasih saran atau kritikan tentang cerpenku ini. Sila komen ya...
Salam Syammir!

Novel Pertamaku SYAMMIR 3X


Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,
Pernah nggak sih kalian menaruh hati pada seseorang yang kalian rasa dia itu belum tentu juga menaruh hati seperti yang kita rasakan? Ehm, jadi curhat gini ya... xixixi
Tapi jika pernah, sama dong seperti cerita dalam Novel satu ini yang berjudul SYAMMIR 3X karya Pertamaku yang diterbitkan oleh penerbit Gemamedia Wonosobo.

Boleh cerita sedikit ya, bagi yang penasaran dengan ceritanya bisa diterbitkan oleh penerbit. Baik, sebenarnya novelku ini adalah diterbitkan saat penerbit gemamedia wonosobo memberikan kesempatan untuk para penulis pemula dalam momen Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun 2016 kemarin. Dan Alhamdulillah salah satu yang diterbitkan adalah karyaku ini.

Memang sebuah kebanggan tersendiri. Sebuah karya yang sebenarnya sudah lama kutulis ini bisa tembus di Penerbit. Aku sangat terkejut saat diberi kabar oleh media bahwa tulisanku akan diterbitkan. Jujur saja, ini adalah tulisanku selama tiga tahun. hehe. lama juga ya...

Baik, aku mau share sedikit cerita yang ada dalam novel ini.

Tentang seorang santri putri yang sangat mengagumi salah satu ustadz di Pesantrennya. Ia nyantri sebenarnya bukan pilihan dari hatinya. Namun lambat laun ia mulai menyukai dengan dunia Pesantren. Apalagi ada seorang yang membuat ia bersemangat untuk terus belajar. Didalam novel ini juga terdapat kekonyolan sang santri. Selain hal konyol, ada beberapa hal penting atau beberapa ilmu yang didapatkan dari nyantri di Pesantren. Karena tujuannya juga supaya bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Penasaran? seperti apa ya kisah lengkapnya?
Boleh deh yang mau baca, hubungi aku ya..
Salam Syammir!

Sabtu, 21 Oktober 2017

Radio Selau Dihati

gambar by: romelteamedia.com

Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,
Pernah ngedengeri radio? pernah curhat ke radio? atau pernah rekues lagu dan ngirim salam lewat radio? Pernah dong.. hehe.
Radio memang Selalu Dihati ya, walau sekarang sudah banyak media pengganti tapi radio tetap bisa menghibur para pendengarnya. Apalagi yang punya radio kesukaan. Jadi pendengar setianya. Wah heboh deh pokoknya kalau ngomongin tentang Radio.

Menjadi Penyiar Radio juga seneng banget kalau ada banyak pendengar yang aktif dan setia menyimaknya. Walau hanya denger suara entah tahu orangnya atau tidak, tetap saja suka. Iya apa iya?.

Baik, berikut ini adalah beberapa peran radio untukku dan mungkin kalian juga merasakan, hehe :

  • Menjadi Teman saat suntuk dirumah
  • Menjadi tempat curhat pas mood lagi nggak enak
  • Menjadi salah satu alternatif untuk penghantar tidur (tapi kalau aku kebanyakan malah nggak jadi ngantuk karena seneng nyimaknya)
  • Menjadi media informasi
  • Bisa meramaikan suasana saat hening atau nggak ada teman dirumah ataupun tempat kerja.
  • Dan banyak lainnya.
Demikian postingan tentang Radio Selalu Dihati kali ini. Semoga bisa bermanfaat ya.
Salam Syammir! :D

Selamat Hari Santri Nasional 2017

www.sumaiyahsmart.blogspot.co.id

Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti,
Alhamdulillah hari ini Ahad bertepatan dengan Hari Santri Nasional yakni 22 oktober. Selamat Hari Santri 2017 ya... Hmm jadi kangen sama suasana Pesantren nih. Kangen sama mbak-mbak santri yang biasa mengaji bareng. Antre mandi, antre ngambil makan, makan kepungan (bersama) di nampan, tidur berjejer bersama, belajar bareng dan banyak lainnya.

Baik, kalau ngebahas tentang Pesantren, sebenarnya apa sih Pesantren itu?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.[1]. Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau.[2] Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.

Kalau bagiku di Pesantren itu memang asyik dan bisa melatih kita untuk melakukan banyak kebaikan yang nantinya bisa kita lakukan seterusnya. Aamiin.
Salam Syammir! :D

Membuat AK1 (Surat Kuning ) Di Demak Expo 2017

www.sumaiyahsmart.blogspot.co.id



Assalamu’alaikum ya akhi ya ukhti,
Kali ini aku mau berbagi pengalaman tentang Membuat AK1 (Surat Kuning ) yang kebetulan waktu itu dillakukan Di acara Demak Expo 2017. Oh iya jangan heran ya, Bagi yang mau mencari kerja, SYAMMIR! (semangat!). Apalagi mau melamar pekerjaandi sebuah instansi atau perusahaan yang persyaratannya agak rumit. Pasti merasa malas ya kalau harus mondar mandir melengkapi persyaratan kerja. Nah biar nggak mondar mandir dan nggak bingung harus bagaimana, yuk simak pengalamanku membuat AK1 atau Surat Kuning.


  •  Persiapkan persyaratan yang harus dibawa. Yakni berupa foto 3x4 (untuk yang di kota Demak, fotonya jangan dari hp ya, soalnya disuruh balik foto pakai kamera digital) fotokopi KTP dan fotokopi ijazah yang dilegalisir atau ijazah asli (ini kalau nggak punya fotokopi ijazah legalisir, boleh bawa ijazah asli nanti dikembalikan lagi kok, hanya untuk mengecek)

  • Pergi ke Dinas Pekerjaan di Kabupaten kalian, kebetulan waktu aku buat ak1 sedang dilakukan di acara Demak Expo.
  • Disana akan ada petugas, kita serahkan persyaratan, lalu disuruh nunggu. Tunggu sampai nanti nama kita dipanggil. Petugas akan mencatat data kita. Tanda tangan, dan jadi deh.
Mudah bukan? Dan semoga bisa bermanfaat ya..
Salam Syammir! :D