Sabtu, 28 Januari 2017

Tulisanku yang diterbitkan oleh Solopos

Assalamu'alaikum Ya Akhi Ya Ukhti...
Semoga semakin Semangat dalam beraktivitas ya...
Kali ini aku mau share tentang tulisanku yang dimuat media untuk pertama kalinya. Alhamdulillah (sangat bersyukur). Rabu Pagi tanggal 18 januari 2017 kemarin, nggak sengaja aku membuka website epaper.solopos.com. Mataku langsung tertuju pada gambar dan judul pasa kolom Ah Tenane. "Kayaknya nggak asing" batinku saat itu. lalu aku baca isinya. dan Yep, itu mirip banget dengan tulisan yang aku kirim 20 desember 2016. sudah tahun lalu hehe... sekitar satu bulan. aku langsung bersujud kepada Alloh SWT. Benar-benar merasa bersyukur. Nah dibawah ini tulisan asli yang aku kirim, untuk yang sudah diedit aku belum dapatkan korannya sampai sekarang. hiks. Sudah nyari sana sini.
                                                      Jadi Tetangganya Polisi
    Seperti Ibu rumah tangga yang lain, Lady Cempluk juga ikut belanja untuk keperluan memasak. Setiap pagi jam setengah tujuh, Cempluk bersama putra kecilnya sudah nangkring di tempat gendhuk Nicole, tukang sayur. Yang letaknya tidak jauh dari rumah Pak Gembus (Polisi).
    Tidak lain dengan pagi hari yang lalu, Saat itu Anaknya sedang sakit panas. Cempluk harus tetap pergi. Cempluk pengen cepet-cepat belanja dan pulang. Karena kasihan dengan anaknya. Tanpa sadar ia tidak memakai helm tapi langsung Wusss pergi menuju tempat Nicole.
    Belanjaan sudah lengkap ia beli, kemudian Nicole nitip satu ikat bayam ke pak Gembus sekalian lewat. Tapi Cempluk malah langsung Wusss mau pulang. Ternyata di jalan sedang ada razia. Cempluk sudah terlanjur lewat. Pak Jhon Koplo, Polisi yang bertugas menghampiri Cempluk yang sudah jelas tidak memakai helm.
    Cempluk celingukan, karena memang merasa salah. Tapi cempluk ora keentekan akal. Cempluk mencari alasan. “niku Pak, kulo nembe arep jupuk helm reng nggene pak Polisi Pak Gembus. Iki mau piyambake nitip bayam.” Sambil nggendong anaknya Cempluk menyodorkan bayam itu. Pak Koplo pun percaya. Hanya menasehati Cempluk lalu membiarkannya pergi. “Plong rasane atiku” batin Cempluk pergi menuju rumah pak Gembus.



    O iya, untuk Akhi atau Ukhti yang mau ngirim, bisa dikirim lewat email

redaksi@solopos.co.id              Syammir!                                                           

0 komentar:

Posting Komentar